Makin lama, penyakit yang muncul di dunia ini semakin aneh2. Ada yang gak bisa napas kalau tidur, gak boleh tertawa, gak boleh nangis, dan sebagainya. Kali ini di New York, ada seorang anak bernama Priscilla Pomerantz yang tidak boleh merasakan dingin pada tubuhnya.
Spoiler for Priscilla Pomerantz:
Cuaca panas dan dingin dirasakan manusia silih berganti. Kadang saat musim dingin, di dalam rumah atau ruang ber-AC udara yang dirasa dingin tapi ketika musim panas atau keluar rumah terasa panas. Apa jadinya jika orang tidak boleh kena dingin sedikit pun?
Itulah yang dialami gadis kecil Priscilla Pomerantz yang berusia 9 tahun asal New York. Priscilla menderita Cold Urticaria, yang berarti ia akan menjadi sakit, gatal-gatal bahkan berhenti bernapas ketika merasa dingin. Hal ini membuatnya harus selalu 'terbungkus' dalam ruangan hangat selama musim dingin, serta tidak bisa makan es krim, berenang atau menikmati minuman dingin di musim panas. Karena penyakitnya, Priscilla tidak boleh naik bus sekolah dan dipaksa harus duduk di samping pemanas khusus di sekolah saat ia tak bisa menahan suhu yang lebih rendah dari 20 derajat celsius. Priscilla bahkan tak bisa bergabung dalam kelas olahraga karena hal tersebut bisa membuatnya berkeringat. Berkeringat berarti tubuhnya akan berusaha mendinginkan diri sehingga dapat membuatnya menimbulkan reaksi alergi.
Orangtua Priscilla, Colleen dan Craig, sekarang secara teratur memonitor suhu rumahnya di New York, karena putri mereka didiagnosa dengan kondisi langka ketika ia berusia 7 tahun. Priscilla harus minum antihistamin dua kali sehari dan membawa EPI pen (epinephrine autoinjector atau alat medis untuk mengatasi reaksi alergi akut) sepanjang waktu, karena ada risiko alergi yang dapat menyebabkannya mengalami shock anafilaksis (reaksi alergi yang disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran).
"Jika ia keluar saat udara dingin, makan atau minum minuman dingin, mandi dengan suhu air yang rendah, maka ia akan mengalami gatal-gatal dari kepala sampai kaki, lalu muntah dan mengalami kesulitan bernapas," jelas ibu Priscilla, seperti dilansir Dailymail, Jumat (4/2/2011). Menurut Craig Pomerantz, ibunda Priscilla, reaksi alergi ini bisa berlangsung hanya beberapa jam atau bisa hingga 3 hari. Dan hal ini bukan hanya reaksi alergi, tetapi Priscilla juga menjadi sakit dan lesu.
"Kondisinya begitu parah sehingga jika ia tidak minum obat, dia bisa mati dan itu selalu menjadi ketakutan di pikiran saya," lanjut Craig. Craig juga menjelaskan bahwa putrinya bisa mengalami reaksi alergi bila berada pada suhu 22 derajat celsius. Hal itu tergantung kondisi lingkungan, bila berangin atau ada kelembaban di udara, maka ia bisa mengalami reaksi alergi diatas suhu tersebut.
"Dia bisa mandi dengan suhu yang bisa membuatnya bertahan, sekitar 30 derajat celsius. Kami juga mengatur suhu ruangan dan memastikan sekitar 30 sampai 32 derajat celsius. Ia bahkan harus tetap merasa hangat saat keluar dari kamar mandi. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk membuatnya hangat," jelas Craig. Menurut Craig, putri kecilnya tersebut bahkan harus sering bolos sekolah di musim dingin karena terlalu dingin baginya untuk meninggalkan rumah. Hal yang sama bahkan bisa terjadi di musim panas, karena bila masuk ke dalam sebuah toko dengan AC atau pendingin ruangan, maka Priscilla akan mengalami reaksi yang sama. Tapi menurut ayahnya, Colleen, Priscilla adalah seorang gadis kecil yang bahagia dan melakukan semua konsekuensi ini dengan tenang.
"Ada kalanya dia marah, terutama ketika dia tidak bisa pergi keluar dan bermain dengan teman-temannya atau pergi berenang di kolam renang di musim panas. Tapi dia tahu apa yang akan terjadi jika ia tak patuh dan dia hanya menerima itu. Dia seorang gadis kecil yang ceria dan mencoba untuk melihat sisi terang dari kondisinya," jelas Colleen. Colleen berharap ada penelitian lebih lanjut atau cara yang bisa menyembuhkan putrinya.
"Tapi dokter tampaknya hanya tahu sedikit tentang keadaan tersebut, sehingga yang kami lakukan saat ini adalah mencoba untuk menjaga gadis kecil kami tetap hangat," kata Colleen.
Itulah yang dialami gadis kecil Priscilla Pomerantz yang berusia 9 tahun asal New York. Priscilla menderita Cold Urticaria, yang berarti ia akan menjadi sakit, gatal-gatal bahkan berhenti bernapas ketika merasa dingin. Hal ini membuatnya harus selalu 'terbungkus' dalam ruangan hangat selama musim dingin, serta tidak bisa makan es krim, berenang atau menikmati minuman dingin di musim panas. Karena penyakitnya, Priscilla tidak boleh naik bus sekolah dan dipaksa harus duduk di samping pemanas khusus di sekolah saat ia tak bisa menahan suhu yang lebih rendah dari 20 derajat celsius. Priscilla bahkan tak bisa bergabung dalam kelas olahraga karena hal tersebut bisa membuatnya berkeringat. Berkeringat berarti tubuhnya akan berusaha mendinginkan diri sehingga dapat membuatnya menimbulkan reaksi alergi.
Orangtua Priscilla, Colleen dan Craig, sekarang secara teratur memonitor suhu rumahnya di New York, karena putri mereka didiagnosa dengan kondisi langka ketika ia berusia 7 tahun. Priscilla harus minum antihistamin dua kali sehari dan membawa EPI pen (epinephrine autoinjector atau alat medis untuk mengatasi reaksi alergi akut) sepanjang waktu, karena ada risiko alergi yang dapat menyebabkannya mengalami shock anafilaksis (reaksi alergi yang disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran).
"Jika ia keluar saat udara dingin, makan atau minum minuman dingin, mandi dengan suhu air yang rendah, maka ia akan mengalami gatal-gatal dari kepala sampai kaki, lalu muntah dan mengalami kesulitan bernapas," jelas ibu Priscilla, seperti dilansir Dailymail, Jumat (4/2/2011). Menurut Craig Pomerantz, ibunda Priscilla, reaksi alergi ini bisa berlangsung hanya beberapa jam atau bisa hingga 3 hari. Dan hal ini bukan hanya reaksi alergi, tetapi Priscilla juga menjadi sakit dan lesu.
"Kondisinya begitu parah sehingga jika ia tidak minum obat, dia bisa mati dan itu selalu menjadi ketakutan di pikiran saya," lanjut Craig. Craig juga menjelaskan bahwa putrinya bisa mengalami reaksi alergi bila berada pada suhu 22 derajat celsius. Hal itu tergantung kondisi lingkungan, bila berangin atau ada kelembaban di udara, maka ia bisa mengalami reaksi alergi diatas suhu tersebut.
"Dia bisa mandi dengan suhu yang bisa membuatnya bertahan, sekitar 30 derajat celsius. Kami juga mengatur suhu ruangan dan memastikan sekitar 30 sampai 32 derajat celsius. Ia bahkan harus tetap merasa hangat saat keluar dari kamar mandi. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk membuatnya hangat," jelas Craig. Menurut Craig, putri kecilnya tersebut bahkan harus sering bolos sekolah di musim dingin karena terlalu dingin baginya untuk meninggalkan rumah. Hal yang sama bahkan bisa terjadi di musim panas, karena bila masuk ke dalam sebuah toko dengan AC atau pendingin ruangan, maka Priscilla akan mengalami reaksi yang sama. Tapi menurut ayahnya, Colleen, Priscilla adalah seorang gadis kecil yang bahagia dan melakukan semua konsekuensi ini dengan tenang.
"Ada kalanya dia marah, terutama ketika dia tidak bisa pergi keluar dan bermain dengan teman-temannya atau pergi berenang di kolam renang di musim panas. Tapi dia tahu apa yang akan terjadi jika ia tak patuh dan dia hanya menerima itu. Dia seorang gadis kecil yang ceria dan mencoba untuk melihat sisi terang dari kondisinya," jelas Colleen. Colleen berharap ada penelitian lebih lanjut atau cara yang bisa menyembuhkan putrinya.
"Tapi dokter tampaknya hanya tahu sedikit tentang keadaan tersebut, sehingga yang kami lakukan saat ini adalah mencoba untuk menjaga gadis kecil kami tetap hangat," kata Colleen.
No comments:
Post a Comment