Pencarian

Thursday, February 24, 2011

Surat dari Putri Nurdin Halid

Internet berisi informasi tanpa batas dan interaksi bebas antar penggunanya. Sayangnya kondisi ini memudahkan penyebaran hoax alias informasi tidak benar, hanya dengan sekali klik.
Keberadaan hoax mungkin hampir sama tua dengan usia internet itu sendiri. Dulu, info ini beredar melalu surat elektronik. Sekarang penyebarannya lebih mudah dan cepat dengan adanya berbagai media sosial.


Saat ini dunia maya dihebohkan dengan Surat Terbuka dari Putri Nurdin Halid yang dimuat sebuah media online. Tulisan ini langsung disebarkan melalui ribuan retweet dan link ke Facebook. Ratusan orang berkomentar dengan anggapan bahwa tulisan tersebut benar-benar ditulis oleh putri Nurdin Halid. Informasi ini menyesatkan, karena tulisan itu adalah satire yang ditulis oleh seorang pengguna layanan tersebut.
Produk jurnalisme selalu mencantumkan 5W dan 1H: Apa, kapan, siapa, dimana, bagaimana dan kenapa. Tanpa enam hal ini, sebuah tulisan layak dicurigai sebagai bukan produk jurnalisme. Jika tulisan itu benar surat dari putri Nurdin, pasti ada keterangan bagaimana putri Nurdin Halid bisa sampai ke situs itu.


Ada juga beberapa laman satire yang mencantumkan kalimat peringatan. Di luar negeri, beberapa situs memang mengkhususkan diri memuat berita plesetan. Ini juga pernah terjadi di Indonesia. Tengok kehebohan berita agama Irfan Bachdim. Para perempuan penggemar Irfan Bachdim dikabarkan membentuk sebuah agama, sehingga berita ini menuai banyak kecaman. Situs berita satire itu sejatinya telah memuat disclaimer yang menyebut bahwa semua berita yang dimuat adalah guyon belaka. Ketidaktelitian pembaca membuat berita tersebut dikira nyata.
Nah, tentu saja tak semua hoax mengakui dirinya sebagai hoax. Informasi hoax bisa dihindari dengan penggunaan logika. Sebagai contoh, pesan berantai yang mengancam akan memblokir akun Blackberry Messenger pengguna jika tidak menyebarkan pesan tertentu. Pesan ini tidak logis, karena Research in Motion adalah perusahaan berdasar hukum yang tak mungkin begitu saja melakukan pemblokiran terhadap pelanggannya.
Cara lain adalah dengan memastikan waktu terjadinya sebuah peristiwa sebelum ikut menyebarkan. Pesan berantai soal "Dian UGM yang sakit kanker stadium 4" sudah beredar di dunia maya selama bertahun-tahun. Ada kemungkinan bahwa pada awalnya pesan ini bukan berita bohong, tapi kemudian terus menyebar sehingga menjadi hoax. Sebaiknya mencantumkan tanggal jika menyebarkan permintaan bantuan secara viral.


Terkadang melakukan percobaan terhadap informasi yang disebarkan juga menyenangkan. Misalnya, informasi bahwa makan permen Mentos setelah minum Coca Cola berbahaya bagi kesehatan. Saya lalu mencoba memasukkan permen Mentos ke dalam Coca Cola, dan ternyata minuman itu benar-benar menyembur ke luar botol. Meski demikian kedua produk itu tidak berbahaya meski dimakan berurutan.
Prinsipnya adalah tidak terburu-buru menyebarkan sebuah informasi. Baca dan pahami terlebih dahulu lalu cek kebenarannya. Sangat mudah, hanya butuh beberapa saat untuk mencari informasi lewat mesin pencari. Jika sebuah informasi terbukti hoax, hentikan rantai penyebarannya. Jika sebuah informasi adalah satire atau plesetan, pahami sesuai dengan konteksnya.

 
Berikut ini isi surat Putri Putri Halid :
Salam damai rakyat Indonesia,

Perkenalkan saya Andi Nurhilda Daramata Asiah Indasari, putri Bapak Nurdin Halid yang belakangan ini sedang diributkan oleh orang-orang. Saya satu-satunya putri dari enam bersaudara anak pasangan Nurdin Halid dan Andi Nurbani. Dari susunan keluarga ini saja saya sudah bisa melihat bahwa ayah saya orang hebat. Gen laki-laki sangat kuat. Kentara sekali gen orang Bugis dengan karakter lelaki yang kuat. Ya, ayah yang dilahirkan di Watampone pada 17 November 1958 memang dari keluarga Bugis.

Saya sengaja menulis surat ini lantaran ayah terus menerus dihujat. Masyarakat tampaknya termakan berita-berita di televisi maupun surat kabar. Sebenarnya, kalau mau fakta yang sesungguhnya, ada baiknya melihat tayangan tvOne dan ANTV, atau baca vivanews.com. Ketiga media ini menyuguhkan berita-berita independen tanpa prasangka. Sementara media lain lebih berat untuk menjatuhkan ayah saya. Menurut saya ini bukan lantaran ketiga media itu milik keluarga Aburizal Bakrie, senior ayah saya di Golkar, tetapi media itu ditangani orang-orang profesional macam Karni Ilyas, maupun Uni Lubis.

Sesungguhnya, tak benar jika ayah serakah kekuasaan. Ayah saya sekadar bumper dari orang-orang lain. Kisruh calon ketua PSSI bukan lantaran ulah ayah saya, tetapi kerja tim verifikasi. Lalu, kenapa ayah saya yang dihujat? Ini kolektif PSSI bukan Nurdin Halid!

Buat apa ayah saya cari kekuasaan di PSSI? Toh sebagai pengusaha, ayah saya sudah kaya. Saya bangga punya ayah Nurdin Halid. Ia bertanggungjawab kepada keluarga. Ada hal berkesan darinya saat saya nikah tahun lalu. Ayah sungguh-sungguh memperhatikan kepentinganku. Aku bisa pesta di hotel mewah di Makassar, Hotel Clarion. Di ballroom pula! Pesta berlangsung meriah dengan balutan “kemegahan”. Ayah orang hebat, terbukti 8.000 orang undangan hadir di pesta pernikahanku.

Kata omku, Kadir Halid, khusus pesta pernikahan di Makassar menelan biaya Rp 1,5 miliar-Rp 1,8 miliar. Total biaya tiga acara, Jakarta, Makassar, dan Sinjai konon menghabiskan Rp 5 miliar. Untuk menghibur tetamu, keluarga juga menghadirkan artis ternama Tanah Air, duet Anang dan Syahrini. Mereka yang hadir di antara tamu very important (VIP) di antaranya Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo beserta istri Ayunsri Harahap yang memboyong belasan kepala dinas dan kepala biro di lingkup pemerintah provinsi (pemprov). Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh beserta istri, mantan Gubernur Sulsel Amin Syam beserta istri, serta mayoritas bupati di daerah ini juga hadir. Mereka di antaranya Bupati Soppeng Andi Soetomo, Bupati Takalar Ibrahim Rewa, Bupati Jeneponto Andi Radjamilo, Bupati Pangkep Syamsuddin A Hamid, Bupati Maros Hatta Rahman, Bupati Lutim Hatta Marakarma, pimpinan dan anggota DPRD, serta politisi di Sulawesi ini.

Jadi, kalau ayah saya sebagai koruptor, jelas tak ada yang mau hadir dalam pesta perkawinanku. Mana ada lelaki yang mau sama putri seorang koruptor. Malah aku bisa dipersunting keluarga biru, Andi Seto Gadhysta Asapa, putra seorang politisi terkenal Rudiyanto Asapa. Coba, seorang politisi tentu enggan berbesanan dengan koruptor.

Mertuaku tahu, Nurdin Halid bukanlah koruptor. Ketika ayah menjadi direktur Inkud, ia rela ditahan karena memuluskan impor minyak goreng. Padahal ayah membantu para pejabat agar memperoleh bagian dari impor itu. Ayah rela pasang badan di bui demi pertemanan dengan yang lain. Begitupun saat dituduh korupsi cengkeh, ayah saya hanya menjalani jual-beli!. Lalu ada lagi ribut-ribut ayah saya korupsi di PSSI, walah musykil itu. Tak ada uang dari Persisam. Tak ada uang terkait cek perjalanan Miranda Gultom. Ayah saya orang bersih, tetapi iklhlas untuk jadi bumper teman-temannya.

Ayah saya bertanggung-jawab dengan nama Nurdin Halid yang berarti “cahaya agama yang kekal”. Setiap jengkap langkah ayah senantiasa berpayung agama. Maka, ayah pun mementingkan naik haji. Ayah ingin berjalan di jalur Tuhan, bukan syetan yang punya nafsu serakah. Rasanya, rakyat Indonesia keliru menilai ayah saya. Justru saya yang tahu persis, ayah saya orang bersih yang hebat. Sebab, kalau ayah buruk hati pasti ditinggalkan teman-temannya. Sampai sekarang, termasuk di PSSI, orang masih setia kepada ayah. Lihat Om Nugraha Besus. Lihat Om Nirwan Bakrie. Mereka loyal terhadap ayah, karena Nurdin Halid memang cahaya agama.

Mudah-mudahan surat terbuka saya ini menjadi pencerah bagi saudara-saudaraku yang terperangkap gelap. Ayah saya datang membawa cahaya buat saudara-saudara rakyat Indonesia. Terimakasih.

Saya yang membanggakan ayah,
Andi Nurhilda Daramata Asiah Indasar

No comments:

Post a Comment