Film TENDANGAN DARI LANGIT
Pemain: Yosie Kristanto, Maudy Ayunda, Joshua, Jordi Onsu, Giorgino Abraham, Agus Kuncoro, Sujiwo Tejo, Yati Surahman, Tarsan, Torro Margen, Natasha Chairani, Timo Scheunemann, Matias Ibo, Bima Sakti, Irfan Bachdim, Kim Kurniawan.
Kuku Hanung Bramantyo semakin tajam tertancap di dunia perfilman Indonesia. Bukti keseriusan karyanya muncul lagi dengan hadirnya TENDANGAN DARI LANGIT. Film drama olahraga ini bisa dibilang film paling lengkap dari yang pernah ada. Kepuasan menonton akting, skenario yang kuat, musik yang ciamik, hingga keindahan alam Bromo yang masyur itu terekam dalam film yang memperkenalkan Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan.
Wahyu (Yosie Kristanto), 16 tahun, tinggal di Desa Langitan di Lereng Gunung Bromo bersama ayahnya Pak Darto (Sujiwo Tejo). Secara alamiah, Wahyu memiliki bakat bermain sepakbola yang bagus. Ditambah dengan semangatnya berlatih, Wahyu mulai merangkai cita-cita menjadi pemain sepakbola professional. Namun, lokasi yang jauh dari klub sepakbola membuatnya kesulitan mendapat akses. Tak ingin menyia-nyiakan bakat, Wahyu menerima tawaran pamanya Hasan (Agus Kuncoro) untuk bertanding dalam klub Desa Karangsari.
Pertandingan yang menjadi ajang taruhan itu menjanjikan penghasilan yang bagus. Namun, Pak Darto sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya. Wahyu nekat mengikuti pertandingan demi mendapatkan kuda taruhan untuk membahagiakan orangtuanya. Sujiwo Tejo menampilkan karakter ayah yang garang dengan bagus di film ini. Emosi penonton terbawa saat Pak Darto bukan memberi dukungan tapi justru memberi hadiah tamparan dan membakar sepatu bola Wahyu saat tetangganya memberitahukan kemenangan tim Karangsari.
Wahyu menurut saja pada kemauan ayahnya. Melupakan mimpi yang selama ini menjadi cita-citanya. Kembali pada sekolah, Wahyu berjanji memberikan semangat pada kekasihnya Indah (Maudy Ayunda) yang mengikuti lomba debat bahasa Inggris di Malang. Di kandang Persema, Wahyu mengorek kembali mimpinya hingga melupakan Indah. Gagal bermain bola dan gagal dalam percintaan membuatnya terpuruk.
Pak Darto menyerah pada egonya, mengajak Wahyu bermain bola. Di sinilah eksplorasi keindahan Bromo menjadi maksimal. Saat-saat Wahyu melatih kakinya menggiring bola, Hanung memilih sudut-sudut hamparan pasir yang membuat mata takjub. Keahlian istimewa Wahyu secara tak sengaja dilihat oleh Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di Lereng Bromo. Coach Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang.
Namun mimpi tidak akan pernah terwujud dengan mudah. Saat Wahyu sudah berupaya maksimal, cobaan lain berdatangan. Kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di lapangan hijau mendapat banyak halangan. Cidera, membuatnya terpuruk. “Ini yang kutakutkan, ini yang terjadi pada bapakmu dulu. Di luar sana cidera seperti ini akan diobati. Di sini, biar bakatmu bagus hanya karena cidera kamu dibuang seperti lonte,” puncak emosi Pak Darto menambah luka. Catatlah bagaimana penulis skenario Fajar Nugros memasukkan kritik tentang persepakbolaan tanah air kita dengan apik di sini dan adegan lain.
Takdir harus diperjuangkan. Tapi ketika si pemilik takdir, Wahyu menyerah, apa yang akan terjadi?
Genre | : | Sport Drama |
Jadwal Tayang | : | 25 Agustus 2011 |
Sutradara | : | Hanung Bramantyo |
Produser | : | Leo Sutanto |
Produksi | : | Sinemart Pictures |
Durasi | : | - |
No comments:
Post a Comment