pernahkah anda berpikir,lebih hebat manakah kita dengan anak jalanan dan pengamen di yogyakarta??apakah kita lebih hebat??
Mungkin bila kita melihat orang jalanan / pengamen yang selalu yang ada
di benak kita adalah anak kita yang kotor, kumuh, dan nakal.
Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga di balik
semua itu,Anak jalanan /pengamen mempunyai suatu keistimewaan yang tidak
kita miliki. Apa keistimewaannya? Tiap hari mereka mampu melawan
kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu
mencari uang untuk hidup 1 hari.
walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak
mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari
selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan
kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya
kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih
parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat
ini. Sekarang lebih hebat manakah ?kita atau anak jalanan?
Quote:
sekilas tentang anak jalanan
Quote:
Selintas Fakta Anak Jalanan Perempuan di Kota Jogyakarta
Berangkat dari pengalaman melihat realitas, mendengar dari para pakar
dan membaca dari pemberitaan media bahwa masalah yang dihadapi anak
jalanan sangat kompleks dan rumit. Dari latar belakang mereka ke jalan,
situasi yang penuh ancaman kehidupan jalanan, serta berbagai bentuk
depresi sosial ekonomi, kultural dan psikologis. Semua itu saling
terkait membangun pola perilaku dan kematangan emosi bagi anak2. . Bagi
anak jalanan perempuan, disamping ia menerima sederet karakter yang
diberikan masyarakat juga tidak bisa melepaskan diri dari statusnya
sebagai perempuan. Sebagai gadis jalanan dengan kodratnya sebagai
perempuan (menstruasi, hamil dan melahirkan), ia sangat rentan dengan
tindak kekerasan, perkosaan dan pelecehan seksual. Abstraksi ini tidak
akan mengupas secara teoritis keberadaan anak jalanan perempuan. Tetapi
adalah awal bercerita tentang pergaulan dengan anak-anak jalanan
perempuan di Kodya Yogyakarta. Barangkali terlalu jauh kalau diberi
label penanganan terhadap anak jalanan perempuan, oleh karena itu bahasa
yang kami gunakan adalah berkawan dengan anak jalan perempuan.
Sebagai langkah permulaan untuk berkawan lebih dekat dengan mereka
adalah menjalin persahabatan dan pertemanan sebagaimana umumnya terjadi.
Adalah hal yang wajar bila kemudian dalam perkawanan, masing- masing
terlibat dalam perbincangan diseputar kehidupan mereka, latar belakang
mereka, dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami. Hingga akhirnya dapat
saya ketahui mengapa mereka ke jalanan. Pada umumnya mereka berangkat
dari ketidak harmonisan dalam keluarga, percekcokan orangtua, salah satu
dari orangtua meninggal sehingga harus menikah lagi, perceraian,
situasi kemiskinan, anak kesulitan menyesuaikan diri. Beberapa anak
berangkat dari kekecewaan hubungan lawan jenis yang terlanjur. Juga
karena pergaulan dengan anak jalanan yang akhirnya membawa mereka ke
kehidupan jalanan.
Bagaimana kehidupan mereka di jalan? Mereka menganggap jalanan adalah
komunitas mereka, bagian dari kehidupan mereka. Toh demikian, tidak
dapat dipastikan juga dimana mereka selalu berada, mereka sering
berpindah-pindah tempat. Ada beberapa tempat sebagai alternatif mereka
mangkal. Toilet umum didepan Hotel Mutiara, Pom bensin jalan Mangkubumi,
Taman kawasan Shopping, alun-alun utara dan Purawisata. Beberapa
diantara mereka sering mangkal di Pantai Samas. Pada umumnya mereka
dipelihara oleh orang laki-laki atau anak- laki- laki yang hidup
disekitar tempat mereka mangkal. Biasanya laki-laki akan membayar makan
dan minum gadis-gadis jalanan. Bahkan beberapa dari mereka menawarkan
untuk membiayai sekolah bila mereka kembali ke sekolah. Hubungan antara
gadis-gadis jalanan dengan laki-laki yang memberi mereka makan, atau
yang berstatus pacar tidak menutup kemungkinan terjadinya hubungan
seksual. Seks menawarkan dua hal bagi mereka; kenikmatan hubungan dan
pemeliharaan.
|
Quote:
Dari gambaran singkat mengenai tingkah laku, pola pergaulan di
jalanan, pergaulan dengan lawan jenis tersebut, saya mencoba melihat
masalah-masalah yang sering dihadapi oleh anak jalanan perempuan adalah:
1. Kekerasan seksual
Hampir seluruh anak jalanan perempuan pernah mengalami pelecehan seksual
terlebih bagi anak yang berusia remaja dan tinggal di jalanan. Ketika
tidur, kerapkali mereka menjadi korban dari kawan-kawannya atau
komunitas jalanan, misalnya digerayangi tubuh dan alat vitalnya. Bentuk
kekerasan lain adalah perkosaan. Anak jalanan perempuan juga diketahui
rentan menjadi korban eksploitasi seksual komersial yang meliputi
prostitusi, perdagangan untuk tujuan seksual dan pornografi. Kasus
pornografi terhadap anak jalanan diduga juga terjadi. Namun sejauh ini
belum ada data-data yang mengungkapkan hal tersebut.
2. Pergaulan Seks Bebas
Seks bebas telah diketahui publik menjadi bagian dari kehidupan anak
jalanan. Berbagai hasil penelitian anak jalanan yang ada semakin
memperkuat pandangan semacam itu. Berdasarkan pengalaman selama
berinteraksi dengan anak jalanan biasanya anak yang memiliki pengalaman
seksual berumur 15 tahun ke atas, namun sebagian dari anak yang berumur
dibawah 14 tahun juga sudah ada yang memiliki pengalaman melakukan
hubungan seksual. Perilaku seks bebas menyebabkan anak jalanan rentan
terhadap ancaman terinveksi PMS dan HIV/AIDS dan bagi anak jalanan
perempuan resiko kehamilan menjadi tinggi.
3. Penggunaan drugs
Sebagian besar anak jalanan telah mengkonsumsi minuman keras, pil dan
zat-zat adiktif lainnya secara rutin. Ini tidak terbatas pada anak
jalanan laki-laki saja melainkan juga anak perempuan. Menurut Huijben
(1999), hal yang mendorong mereka mengkonsumsi karena dianggap sebagai
jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Selain itu sebagian anak
menggunakannya untuk menumbuhkan keberanian saat melakukan kegiatan di
jalanan.
Ada berbagai cara bagi mereka untuk mendapatkan drugs, seperti membeli,
meminta, diberi dan merampas. Pada beberapa kasus, anak mencoba mencari
barang-barang yang murah, misalnya mengkonsumsi kecubung dan menghisap
lem aica aibon.
|
Quote:
itu hanyalah sekelumit kisah tentang anak jalanan perempuan di yogyakarta,,,
bagaimana kita menyikapinya???
|
Quote:
untuk dapat memberikan perlindungan dan advokasi
yang lebih maksimal terhadap anak jalanan perempuan, program rumah
singgah menjadi sangat relevan, tapi dalam pelaksanaannya harus dikelola
sebagai suasana sanggar agar aspek psikologis anak merasa nyaman untuk
tinggal dan belajar. Melalui Program Rumah Singgah, pola pendidikan dan
pembinaan kepada anak jalanan dapat dijalankan secara komprehensif, dan
semua materi pendidikan dan pembinaan mengarah pada upaya pencapaian
life skill anak. Beberapa hal yang bisa dikembangkan di Rumah singgah
adalah sebagai berikut;
- Pendidikan kemampuan asar membaca, menulis dan berhitung
- Pengembangan wawasan umum anak agar memiliki wawasan yang luas
sehingga mampu membangun relasi dan berkomunikasi dengan berbagai
kalangan
- Pengembangan skill berbasis potensi dan minat anak. Melalui kegiatan
ini, anak dibekal dengan sebuah keterampilan khusus yang sesuai dengan
potensi dan minatnya, dan dengan keterampilan khusus tersebut dia mampu
membangun kemandiriannya. Pengembangan skill ini misalnya, belajar aneka
masakan, belajar menjahit, belajar handycraft, dsb
- Pengembangan mental,selain untuk membangun rasa percaya diri,
pengembangan mental ini sangat diperlukan agar pola hidup dan prilaku
anak tidak berbenturan dengan norma umum. Hal ini dilakukan sebagai
upaya rehabilitasi mental mengingat budaya jalanan telah membentuk
karakter mereka & mereka tumbuh dan berkembang dlm budaya jalanan
tersebut.
|
|
Quote:
komentar TS...
banyak diantara kita yang menemui beberapa anak jalanan atau pengamen
jalanan yang sekedar meminta2 belas kasihan kita.ada yg mengamen,ada yg
meminta2,ada yg bermodalkan lap kecil untuk membersihkan kotornya
mobil/motor kita.tapi seakan kita memang agak mengabaikannya,mungkin
kita berpikir " masih kecil kok udah minta2,cuma modal kecrekan(alat
musik buatan) aja"saya yakin hampir semua ada yg berpikiran begitu,tapi
bagaimanapun mereka melakukan itu hanya untuk satu tujuan,yaitu bertahan
hidup di kota yogyakarta,,faktor ekonomi lah yang memaksa mereka untuk
berbuat seperti itu.
banyak pengamen2 yang memang mempunyai bakat asli di bidang musik,,
contohnya video ini,,coba anda resapi,dan lihat apakah mereka pantas hidup di jalanan???
ya itulah sekilas tentang pengamen malioboro,mereka mencari uang dengan
menyalurkan bakatnya di bidang musik,hanya untuk bertahan hidup,
pernah terbesit di pikiran saya,bagaimana jika mereka diberikan suatu wadah untuk menyalurkan bakat mereka?
mungkin bisa membuat semacam
"konser amal pengamen yogyakarta"
saya yakin kita sebagai kaskuser yogyakarta bisa melakukan hal ini,
kalau bukan kita dan LSM??siapa lagi??
banyak diantara mereka yang benar2 mempunyai bakat musik yang luar biasa,,
video diatas mungkin hanya merupakan contoh kecil kehidupan pengamen di yogyakarta.
silahkan bagi kaskuser semua mungkin ada yang berpendapat,
memang pasti akan ada muncul pro dan kontra
tapi ini jenenge diskusi
saya hanya sekedar share aja,
No comments:
Post a Comment