Penelitian mengungkapkan, khitan mampu memperkecil efek transmisi
HIV. Berkat khitan, penularan HIV bisa dicegah 50-60% di Amerika Serikat
(AS). Hasil riset ini dipresentasikan di XVIII International AIDS
Conference di Wina, Austria.
Studi ini dilakukan pada warga Afrika dari 2005-2007. Hasil
menunjukkan tingkat penularan HIV menurun terhadap pria yang melakukan
khitan. Uji klinis pun dilakukan di Uganda, Kenya dan sub-Sahara Afrika
Selatan. Hasilnya khitan mampu menurunkan resiko penularan HIV wanita ke
pria sebesar 50-60%. Keberhasilan uji ini diharapkan juga bisa berhasil
untuk pasangan homoseksual AS. “Khitan melindungi pria heteroseksual
agar tak tertular HIV dari pasangan wanitanya,” kata penulis studi baru
ini sekaligus peneliti pasca-doktoral University of Pittsburgh, Chongyi
Wei.
Namun, hasil studi tak sama pada pria homoseksual. Dalam studi baru,
para peneliti University of Pittsburgh melakukan survey pada 521 pria
gay dan biseksual di San Francisco. Peneliti menemukan, 115 orang (21%)
adalah HIV positif . Sedangkan yang 327 orang (63%) telah disunat
tercatat negatif HIV. Dari 69 orang tersisa (13%), hanya tiga orang
(0,5%) mengatakan bersedia berpartisipasi dalam uji klinis khitan dan
pencegahan HIV.
Para peneliti mengungkapkan temuan mereka ke seluruh populasi pria
gay dan biseksual San Francisco yang diperkirakan mencapai 65 ribu
orang. Hasilnya, hanya 500 pria berpotensi benar-benar mendapat manfaat
dari khitan. Dari kelompok itu, “Sedikit pria bersedia dikhitan meski
terbukti menjadi strategi pencegahan HIV yang efektif di antara para
pria gay dan biseksual," kata Wei.
Pada kenyataannya, hanya empat (0,7%) dari peserta studi bersedia
melakukan khitan jika hal ini kasusnya. Perbedaan antara hasil uji
klinis di Afrika dan AS adalah, penyebab utama infeksi HIV di Afrika
adalah seks heteroseksual, sementara seks homoseksual menjadi penyebab
utama penularan di AS, papar Wei. “Kesimpulan utama studi kami adalah,
khitan memiliki dampak yang sangat terbatas pada epidemi HIV di kalangan
pria gay atau biseksual di San Francisco karena banyak dari mereka yang
sudah dikhitan,” ujar Wei.
Selain itu, sebagian besar pria gay atau biseksual berpartisipasi
dalam kedua peran reseptif (pasangan yang dianal) dan insertif (pasangan
yang melakukan anal). Karena khitan hanya meningkatkan perlindungan
bagi pria insertif, maka pada kalangan ini, khitan tak akan melindungi
pria dari semua tindak seksualnya. Menurut American Urological
Association (AUA), khitan diyakini bisa mengurangi risiko penularan HIV
dengan membuang bagian kulup paling rentan infeksi virus.
“Khitan di AS sudah sangat umum. Alhasil, khitan bisa menjadi
strategi sejumlah pria untuk mencegah HIV potensial saat dewasa,” lanjut
Wei. Hasil studi menunjukkan, khitan jelas memiliki potensi bermanfaat
untuk pelaksanaan program-program pencegahan HIV. Praktek ini memang
jarang sekali terjadi di Afrika. Namun, khitan kini sedang digalakkan di
beberapa negara di Afrika.
No comments:
Post a Comment