Pencarian

Wednesday, October 26, 2011

Analisis: Kelemahan Barcelona


           
Barcelona dikenal sebagai tim sepak bola terkuat di dunia ini. Mereka selalu tampil superior. Menyerang dan menekan serta menguasai pertandingan dengan cirri khas umpan-umpan pendek, mereka adalah master di sepakbola. Prestasi sudah tak diragukan lagi, di bawah komando Jose Pep Guardiola, sang arsitek, Azulgrana pernah meraih enam gelar dalam waktu satu musim saja, sempurna.
Banyak orang yang berpikir tidak ada yang bisa mengalahkan mereka saat ini, tentu saja ada, hujan tak akan selamanya turun. Terbukti dengan terdapatnya pemain-pemain terbaik dunia di dalam skuad Barca, terutama Messi, Barcelona masih bisa dikalahkan. Tentu saja dengan taktik yang tak kalah jitu dengan tiki-taka ala Barcelona. Berikut adalah dua taktik yang dikenakan oleh pelatih-pelatih yang pernah menandingi atau bahkan mengalahkan keperkasaan Barca:

·        -Jose Mourinho (Inter, 2010)



The Special One, tidak perlu dijelaskan siapa pria ini. Pria berkebangsaan Portugal pernah meluluhlantahkan permainan tiki-taka ala Barcelona pada pertandingan leg-1 semifinal Liga Champion tahun 2010. Pada pertandingan yang dilaksanakan di Guessepe Meazza itu, Barca bertekuk lutut pada inter tentu saja karena taktik yang diterapkan sang pelatih. Taktiknya terdengar sederhana namun rumit, yaitu selalu berada dekat, dalam artian menjaga pemain, pada jarak maksimal dua meter. Memang pada waktu itu taktik berjalan tidak terlalu sempurna, terlihat dari Inter yang tertinggal satu gol terlebih dahulu lewat Messi, tapi diakhir pertandingan, Interisti bertepuk tangan sekencang-kencangnya tanda tim kesayangannya memenangkan pertandingan.
Para pemain di wajibkan untuk tidak melepaskan satu pemain pun untuk bisa memainkan taktik ini. Xavi dan Iniesta terbukti terkurung dalam tekanan, berbanding terbalik dengan  apa yang biasa mereka lakukan. Mereka terlihat mati kutu, tidak bisa melepaskan umpan-umpan yang membuat rekannya merangsek langsung ke daerah pertahanan. Umpan-umpan mererka terpotong dengan sempurna oleh para pemain Interr yang mengunci setiap celah di setiap posisi. Hal ini tentu membuat pemain Barca frustasi. Apalagi Messi, tanpa ada umpan yang memanjakan, sulit untuk mencetak gol ke gawang Julio Cesar. Golnya ke gawang Inter pada waktu itu pun bisa dibilang hanya karena kelengahan pertahanan di awal pertandingan. 3-1 hasil akhir, dengan hasil ini, Inter melaju ke final dan menjadi juara Liga Champion setelah hanya kalah satu gol pada leg-2 di Camp Nou.

·        -Unai Emery (Valencia, 2011)

Pertandingan yang masih terbilang hangat, pada sekitar 2-3 pekan kebelakang, pasukan asuhan pelatih muda berkebangsaan spanyol ini bisa merobohkan Barca yang tak terkalahkan pada pertandingan sebelumnya, jika kalau bukan gol dari Fabregas di akhir pertandingan yang membuat pertandingan berakhir imbang 2-2. Pada pertandingan itu memang seperti biasa Barcelona memainkan penguasaan bola, tapi ada satu celah yang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Valencia.


Daniel Alves, bukan karena pemain ini tampil buruk. Tapi karena pergerakannya yang selalu membantu penyerangan sehingga pos yang ia tinggalkan bisa di serang oleh Mathieu dan Jordi Alba yang masing-masing berposisi sebagai bek dan sayap kiri.  Memang biasanya, bek tengah seperti Pique atau Gelandang bertahan seperti Mascherano dan Busquets bisa mencover pos yang ditinggalkan Alves, tapi itu semua diperlukan waktu. Karena dengan melakukan itu, tentu saja mereka harus meninggalkan pos mereka sendiri, lalu orang lain yang mencovernya bukan? Ya, ini semacam ‘Gali lubang tutup lubang’. Perpindahan yang cukup memakan waktu ini terjadi dengan baik jika mereka berada dalam pos mereka sendiri, bagaimana kalau tidak? Tidak ada pelapis, kan? Inilah yang dimanfaatkan oleh pemain Valencia, dua pemain seperti Mathieu dan Alba sudah ahli di bidangnya. Alba dengan kecepatannya bisa merangsek dan meninggalkan Alves yang tertinggal setelah overlapping. Lalu Mathieu dengan umpannya yang akurat, bisa memberikan servis kepada rekannya. Bahkan dia membuat assist pada Soldado untuk menuntaskannya menjadi gol. Benar-benar jitu taktik yang diterapkan oleh Emery.

No comments:

Post a Comment